“Itu hasil dari smart protection network Trend Micro selama beberapa rentang waktu,“ kata Direktur Penjualan Trend Micro Dhani Sulsityo mengenai ancaman kejahatan dunia maya pada 2014 di Jakarta, Senin (20/1).
Trend Micro merupakan perusahaan perangkat lunak keamanan internet yang mulai beroperasi sejak 1988.
Jaringan perlindungan canggih (smart protection network) dari Trend Micro, kata Dhani, bekerja dengan mengumpulkan ancaman tersebut, kemudian mengidentifikasikan dan mulai menganalisis hingga memberikan solusi.
Selain itu, Dhani juga memproyeksikan perangkat mobile akan sangat rentan terhadap berbagai serangan yang ditargetkan, seperti clickjacking dan watering hole.
Clickjacking merupakan ajakan untuk mengeklik akses yang ditautkan ke layanan atau situs tertentu dan kerap disusupi malware, sedangkan watering hole ialah penyusupan malware di menu-menu situs kredibel seperti Facebook.
Konsultan Prapenjualan Trend Micro Fransiskus Indromojo mengatakan, pada 2014, ancaman penyusupan malware dan pembobolan data juga akan mengarah kepada aktivitas internet banking.
Menurut dia, verifikasi dua langkah pada internet banking sudah tidak akan mempan menahan laju serangan pembobolan data.
“Ini disebabkan banyaknya jembatan akses dan serangan man in the middle,“ ujarnya.
Menurut Fransiskus, untuk mengatasi serangan dunia maya pada 2014, perusahaan penyedia layanan harus mengidentifikasi kelemahan sistem keamanan pada produknya karena modus kejahatan dunia maya akan semakin canggih.
Data terbaru yang dirilis Trend Micro menemukan hingga akhir 2013, ada 590 juta perangkat terinfeksi malware dan diprediksi mencapai lebih dari 1 miliar pada 2017. (Ant)
sumber: http://www.metrotvnews.com/tekno/read/2014/01/21/13/209366/3-Juta-Aplikasi-Android-Berbahaya-Muncul